BELAJAR DARI ORANG TUA HEBAT
BELAJAR DARI ORANG TUA HEBAT
Keusihan dan keingin tahuan anak, sering menjadi alasan para Orang Tua untuk membentak dan bersikaf kasar. Hal tersebut sangat tidak baik untuk perkembangan anak. Jika terus-menerus diterima oleh anak, anak yang semula periang gembera selalu aktif akan memiliki sifat penakut, pendiam, dan pasif. Perubahan sifat pada anak, disebabkan adanya saraf yang terganggu akibat bentakan dari orang sekitar.
Tidak dipungkiri lagi, banyak Orang Tua yang berfikir pendek dalam menangani kelakuan anak. Disaat anak belum bisa jalan, Orang Tua dengan sabar mengajari anak untuk bejalan. Disaat anak belum bisa bicara, Orang Tua mulai mengajari anak untuk berbicara. Mulai dari nama kedua Orang Tua, nama-nama benda disekitar sampai akhirnya si anak bisa berbicara lancar. Lantas kenapa ketika anak bisa berjalan dan berbicara, Orang Tua menyuruh untuk diam, jangan banyak tanya, duduk saja yang baik. Seharusnya Orang Tua bersyukur bisa melihat anaknya aktif. Itu menandakan si anak sehat, dan tidak kekurangan apa pun.
Setiap Orang Tua pernah merasakan menjadi anak, tapi anak sama sekali belum pernah merasakan menjadi Orang Tua. Sudah selayaknya para Orang Tua bisa memahami cara berfikir seorang anak yang selalu ingin bermain. Tidak selayaknya, Orang Tua memaksa anak agar bisa memahaminya. Kalau dipikir-pikir apa yang bisa anak pahami dari orang tua. Tentu yang akan lebih masuk akal orang tua yang memahami anak. Jadikanlah masa anak-anak dulu, sebagai gambaran untuk mendidik dan memahami anak. Itulah yang dilakukan oleh orang tua yang hebat.
Disuatu desa ada seorang anak kecil yang bernama Tommy. Dia anak yang ceria, dan memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa. Semua yang Tommy lihat selalu ada pertanya-pertanyaan.dalam hatinya Sangkin ingin tahuannya, ia selalu berlama-lama digudang untuk melakukan eksperimen. Ibu Tommy memperbolehkan apa yang ada digudang untuk menjadi bahan eksperimennya. Ibu Tommy sangat menyayanginya. Dia tidak mau membatasi keingin tahuaan Tommy.
Berjalan dengan waktu, umur Tommy sampai 7 tahun. Tibalah, Tommy untuk sekolah. Dengan gembira Tommy dan Ibunya pergi kesekolah. Didalam perjalanan Tommy menanyakan apa itu sekolah. Ibu menjawab pertanyaan dari anaknya dengan disertai motivasi-motivasi. Hal itu membuat Tommy lebih bersemangat untuk ke sekolah.
Sudah 3 bulan Tommy bersekolah. Tapi apa yang Ibu Tommy katakan tidak terwujut, guru-guru suka memarahi Tommy. Tommy juga tidak bisa bermain dengan bebas. Tommy yang semula selalu periang. Berubah jadi pendiam dan selalu melamun. Sampai akhirnya, Tommy menerima surat dari sekolah agar diberikan kepada Ibu Tommy. Surat itu hanya boleh dibaca oleh Ibu Tommy.
Dengan lugunya, Tommy kecil memberikan surat kepada ibunya. Didalam surat tersebut, berisi agar Tommy belajar dirumah, sekolah tidak sanggup mengajari Tommy. Ibu Tommy marah, kesal, dan meremas-remas surat yang didapat. Kemudian Tommy datang menghampiri ibunya. Ibunya berucap “ Kamu anak baik nak, kamu anak pintar, kamu anak mami yang hebat, kamu anak kebanggaan mami sayang, mami sendiri yang akan membesarkanmu, mari kita buktikan kepada seluruh dunia”. Kalimat yang terucap dari ibu Tommy merupakan motivasi sekaligus do’a seorang ibu kepada anaknya.
Tommy kecil tumbuh dalam pelukan ibunya. Tommy kecil diajarkan apa saja oleh ibunya. Ia selalu diberi motivasi, kasih sayang, pelukan, dan kebebasan untuk bereksperimen dengan seluruh benda yang ada. Hal itu membuat Tommy tumbuh menjadi orang yang penuh percaya diri, penuh semangat, dan berfikir positif. Dengan karakter tersebut mengantarkan ia menjadi tokoh jenius dunia yang bernama lengkap Thomas Alva Edison dengan panggilan kecil Tommy. Seorang tokok yang terlah menghasilkan lebih dari seribu ciptaan yang telah di patenkan. Salah satunya menciptakan lampu pijar yang banyak digunakan diseluruh dunia dan hampir disetiap sudut rumah. Siapa sangka, seorang anak yang dianggap gagal dalam sekolah bisa menjadi tokok ilmuan dunia.
Selain kisah Thomas Alva Edison, ada kisah menarik dari tokok dunia lain, yaitu Albert Einstein. Saat disekolah dasar Albert Einstein sangat kesulitan mengikuti pelajar, ditambah ia sangat sedikit dalam pembedaharaan kata. Membuat Einstein sangat sulit berkomunikasi. Sampai akhirnya, Einstein tidak tamat sekolah dasar dan hanya mendapat surat tanda pernah sekolah. Surat tanda pernah sekolah menjadi bekal untuk Einstein untuk melanjut ke jenjang berikutnya. Kedua Orang Tua selalu memberi harapan kepada Einstein dan mencari dimana sekolah yang mau menerimanya.
Ternyata saat SMP dan SMA, Einstein kembali hanya mendapat surat tanda pernah sekolah. “Tidak apa-apa, nanti kita cari sekolah mana yang masih mau menerima kamu”, Ibunya kembali memberi harapan kepada Einstein. Mereka sekeluarga memutuskan pergi ke swiss dengan harapan ada Universitas yang mau menerima Einstein. Disaat kuliahlah kejeniusan Einstein mulain muncul dan sampai akhirnya menjadi orang terjenius di abad ke-20.
Siapa yang menyangka bahwa 2 tokoh yang mendunia mengalami kegagalan dalam pendidikan sekolah. Saat dewasa namanya ditulis dalam tinta emas. Coba direnungkan, bagaimana jika Thomas Alva Edison dan Albert Einstein dibesarkan oleh keluarga yang selalu memarahi, menghukum, merendahkan, tidak pernah dipuji dan selalu mengecap jelek kepadanya. Apa mungkin Thomas dan Einstein akan tumbuh menjadi manusia yang berkarakter dan bisa menciptakan berbagai temuan yang dipatenkan, serta hampir semua sekolah dan tempat-tempat bimbel diseluruh dunia memajang foto mereka. Sebagai lambang kejeniusan.
Dari kisah kedua tokok diatas, terdapat peran penting kedua orang tua dalam kesuksesan mereka. Tugas orang tua bukan hanya membesarkan dan memberi makanan yang cukup dan pernuh gizi. Makanan dan gizi yang baik hanya menjadi makanan untuk raganya, tapi lupa untuk memberikan makanan super untuk jiwa anak. Makanan untuk jiwa anak adalah ucapan positif, pujian yang tulus, senyum yang tulus, nada yang lembut dan selalu menemani anak bermain dan belajar. Jika semua makanan jiwa dan raga telah diberikan, tidak menuntut kemungkinan anak akan tumbuh seperti para tokoh-tokoh dunia yang sangat berkarakter. Dari karakter itulah, akan melahirkan kecerdasan yang luar biasa.
Keusihan dan keingin tahuan anak, sering menjadi alasan para Orang Tua untuk membentak dan bersikaf kasar. Hal tersebut sangat tidak baik untuk perkembangan anak. Jika terus-menerus diterima oleh anak, anak yang semula periang gembera selalu aktif akan memiliki sifat penakut, pendiam, dan pasif. Perubahan sifat pada anak, disebabkan adanya saraf yang terganggu akibat bentakan dari orang sekitar.
Tidak dipungkiri lagi, banyak Orang Tua yang berfikir pendek dalam menangani kelakuan anak. Disaat anak belum bisa jalan, Orang Tua dengan sabar mengajari anak untuk bejalan. Disaat anak belum bisa bicara, Orang Tua mulai mengajari anak untuk berbicara. Mulai dari nama kedua Orang Tua, nama-nama benda disekitar sampai akhirnya si anak bisa berbicara lancar. Lantas kenapa ketika anak bisa berjalan dan berbicara, Orang Tua menyuruh untuk diam, jangan banyak tanya, duduk saja yang baik. Seharusnya Orang Tua bersyukur bisa melihat anaknya aktif. Itu menandakan si anak sehat, dan tidak kekurangan apa pun.
Setiap Orang Tua pernah merasakan menjadi anak, tapi anak sama sekali belum pernah merasakan menjadi Orang Tua. Sudah selayaknya para Orang Tua bisa memahami cara berfikir seorang anak yang selalu ingin bermain. Tidak selayaknya, Orang Tua memaksa anak agar bisa memahaminya. Kalau dipikir-pikir apa yang bisa anak pahami dari orang tua. Tentu yang akan lebih masuk akal orang tua yang memahami anak. Jadikanlah masa anak-anak dulu, sebagai gambaran untuk mendidik dan memahami anak. Itulah yang dilakukan oleh orang tua yang hebat.
Disuatu desa ada seorang anak kecil yang bernama Tommy. Dia anak yang ceria, dan memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa. Semua yang Tommy lihat selalu ada pertanya-pertanyaan.dalam hatinya Sangkin ingin tahuannya, ia selalu berlama-lama digudang untuk melakukan eksperimen. Ibu Tommy memperbolehkan apa yang ada digudang untuk menjadi bahan eksperimennya. Ibu Tommy sangat menyayanginya. Dia tidak mau membatasi keingin tahuaan Tommy.
Berjalan dengan waktu, umur Tommy sampai 7 tahun. Tibalah, Tommy untuk sekolah. Dengan gembira Tommy dan Ibunya pergi kesekolah. Didalam perjalanan Tommy menanyakan apa itu sekolah. Ibu menjawab pertanyaan dari anaknya dengan disertai motivasi-motivasi. Hal itu membuat Tommy lebih bersemangat untuk ke sekolah.
Sudah 3 bulan Tommy bersekolah. Tapi apa yang Ibu Tommy katakan tidak terwujut, guru-guru suka memarahi Tommy. Tommy juga tidak bisa bermain dengan bebas. Tommy yang semula selalu periang. Berubah jadi pendiam dan selalu melamun. Sampai akhirnya, Tommy menerima surat dari sekolah agar diberikan kepada Ibu Tommy. Surat itu hanya boleh dibaca oleh Ibu Tommy.
Dengan lugunya, Tommy kecil memberikan surat kepada ibunya. Didalam surat tersebut, berisi agar Tommy belajar dirumah, sekolah tidak sanggup mengajari Tommy. Ibu Tommy marah, kesal, dan meremas-remas surat yang didapat. Kemudian Tommy datang menghampiri ibunya. Ibunya berucap “ Kamu anak baik nak, kamu anak pintar, kamu anak mami yang hebat, kamu anak kebanggaan mami sayang, mami sendiri yang akan membesarkanmu, mari kita buktikan kepada seluruh dunia”. Kalimat yang terucap dari ibu Tommy merupakan motivasi sekaligus do’a seorang ibu kepada anaknya.
Tommy kecil tumbuh dalam pelukan ibunya. Tommy kecil diajarkan apa saja oleh ibunya. Ia selalu diberi motivasi, kasih sayang, pelukan, dan kebebasan untuk bereksperimen dengan seluruh benda yang ada. Hal itu membuat Tommy tumbuh menjadi orang yang penuh percaya diri, penuh semangat, dan berfikir positif. Dengan karakter tersebut mengantarkan ia menjadi tokoh jenius dunia yang bernama lengkap Thomas Alva Edison dengan panggilan kecil Tommy. Seorang tokok yang terlah menghasilkan lebih dari seribu ciptaan yang telah di patenkan. Salah satunya menciptakan lampu pijar yang banyak digunakan diseluruh dunia dan hampir disetiap sudut rumah. Siapa sangka, seorang anak yang dianggap gagal dalam sekolah bisa menjadi tokok ilmuan dunia.
Selain kisah Thomas Alva Edison, ada kisah menarik dari tokok dunia lain, yaitu Albert Einstein. Saat disekolah dasar Albert Einstein sangat kesulitan mengikuti pelajar, ditambah ia sangat sedikit dalam pembedaharaan kata. Membuat Einstein sangat sulit berkomunikasi. Sampai akhirnya, Einstein tidak tamat sekolah dasar dan hanya mendapat surat tanda pernah sekolah. Surat tanda pernah sekolah menjadi bekal untuk Einstein untuk melanjut ke jenjang berikutnya. Kedua Orang Tua selalu memberi harapan kepada Einstein dan mencari dimana sekolah yang mau menerimanya.
Ternyata saat SMP dan SMA, Einstein kembali hanya mendapat surat tanda pernah sekolah. “Tidak apa-apa, nanti kita cari sekolah mana yang masih mau menerima kamu”, Ibunya kembali memberi harapan kepada Einstein. Mereka sekeluarga memutuskan pergi ke swiss dengan harapan ada Universitas yang mau menerima Einstein. Disaat kuliahlah kejeniusan Einstein mulain muncul dan sampai akhirnya menjadi orang terjenius di abad ke-20.
Siapa yang menyangka bahwa 2 tokoh yang mendunia mengalami kegagalan dalam pendidikan sekolah. Saat dewasa namanya ditulis dalam tinta emas. Coba direnungkan, bagaimana jika Thomas Alva Edison dan Albert Einstein dibesarkan oleh keluarga yang selalu memarahi, menghukum, merendahkan, tidak pernah dipuji dan selalu mengecap jelek kepadanya. Apa mungkin Thomas dan Einstein akan tumbuh menjadi manusia yang berkarakter dan bisa menciptakan berbagai temuan yang dipatenkan, serta hampir semua sekolah dan tempat-tempat bimbel diseluruh dunia memajang foto mereka. Sebagai lambang kejeniusan.
Dari kisah kedua tokok diatas, terdapat peran penting kedua orang tua dalam kesuksesan mereka. Tugas orang tua bukan hanya membesarkan dan memberi makanan yang cukup dan pernuh gizi. Makanan dan gizi yang baik hanya menjadi makanan untuk raganya, tapi lupa untuk memberikan makanan super untuk jiwa anak. Makanan untuk jiwa anak adalah ucapan positif, pujian yang tulus, senyum yang tulus, nada yang lembut dan selalu menemani anak bermain dan belajar. Jika semua makanan jiwa dan raga telah diberikan, tidak menuntut kemungkinan anak akan tumbuh seperti para tokoh-tokoh dunia yang sangat berkarakter. Dari karakter itulah, akan melahirkan kecerdasan yang luar biasa.
Comments
Post a Comment